Jumat, 10 Juni 2011

Goes to New York from DC

Happy and Enjoy this it
Bagaimana tidak enjoy? Karena hari ini sangat bahagia,,,,,
Mentari datang dari ufuk timur. Datang menerpakan cahaya yang memang seharusnya kewajibannya. Tapi kewajibannya terkadang tidak pernah terpenuhi. Namun, sekarang terpenuhi. Betapa senangnya rasanya hati ini.
Washington DC, diterpa cahaya matahari pada pukul 7.00, Baru ku tahu pukul 7.00 itu adalah seperti jam setengah enam pagi. Begitu indahnya di Indonesia, karena diseluk beluk cahaya matahari, terdapat berbagai undangan dari alam yang hijau dan permai.
Gak seperti di Washington DC. Washington DC itu bagaikan gedung-gedung yang seperti jari-jejari. Hembuskan udara dan hirup udara pagi. Kamu gak akan mendapatkan apa-apa kecuali ketenangan serta udara yang bersih. Kamu gak akan pernah menemukan yang namanya Cahaya matahari sedikitpun. Apalagi di New York. Kamu akan menemukan cahaya matahari yang emeng- bener-bener indah namun sudah seperti jam 10 siang di Indonesia.kenapa sih gak menemukan? Kita gak akan bisa menemukan cahaya tersebut kecuali ketika menginap serta menghadap apartemen yang langsung tiada penghalang. Karena banyaknya gedung berilustronis dalam desain-desainnya, banyak juga gedung yang tertutupi oleh gedung satu dengan gedung yang lain.
Kecuali kalau kamu memang ke New York bagian patung Liberty. Kamu berangkat pagi-pagi dan rasakan. Serta tunggu pukul 8.00. kamu akan menemukan bagaimana indahnya Patung Liberty terpapak oleh cahaya matahari. Putih lembut, dengan kegagahan yang emang benar dirasakan. Sangat gagah. Bagaikan manusia yang mengagungkan perdamaian dengan Tuhannya. Sangat indah!
Turunlah dari tangga satu menuju tangga yang lain. Turunlah! Kamu akan melihat luasnya lautan mengelilingi Patung Liberty dan lihatlah sekitarmu. Gedung-gedung “berjari-jari panjang” menatap langit. Banyak sekali. Kamu akan melihat bagaimana indahnya New York saat itu. Tapi jangan bayangkan bagaimana jika Patung Liberty jatuh. Jangan! Karena sekali kamu memikirkan kamu akan merasakan suatu hal yang sangat ditakutkan.
Pukul 09.00, datanglah dan turunlah menuju pelabuhannya. Naiklah kapal. Seberanglah selat Liberty tersebut menggunakan kapal, rasakan kesejukannya. Ketika aku sampai di pelabuhan New York, aku merasakan betapa indahnya patung tersebut, terlihat dari kejauhan. Dengan membawa sebuah obor, menunjukkan perdamaian yang sangat dibutuhkan oleh dunia.
Tidak terpikirkan dan aku hanya makan sebuah apel atau ke Satay Junction. Makan secukupnya.kemudian aku jalan lagi. Meskipun lelah, aku tidak dapat merasakan capek atau lelah yang mendera. Ternyata meskipun jalan kaki, aku ditemani oleh reruntuhan dahan-dahan serta daun-daun yang berwarna kuning dan merah, menaburi kepala orang yang lewat di Avenue Street tersebut.Bagaikan orang yang mempunyai pengalaman dan masa lalu yang tak terlupakan akhirnya teringat lagi.
Ku berjalan dan berhentilah pada suatu tempat duduk. Sangat indah tempat duduknya. Tak pernah engkau rasakan dan engkau lihat. Kursi itu sangat unik. Bercover dan ada patung-patung nada atau not-not lagu. Menghadap jalan raya, di sebelah samping bunga Magnolia.indahnya jika kita duduk disitu.
Malam menerpa, meninggalkan siang dan matahari pun meninggalkan aku seraya datangnya malam. Bagaikan lukisan nyata yang tergores pada suatu kertas, sangat persis jika kamu rasakan pada sore itu. Lihatlah jalanan sekitar. Bertambah ramai. Banyak oarng yang melakukan penyeberangan. Bersama-sama pula dengan kekasihnya. Lampu-lampu dari energi matahari (sun energy) ternyata menyala langsung. Menyinari daratan-daratan yang dilewati orang-orang. Sedangkan aku sendiri,membawa malam di pundakku sendiri. Tanpa pendamping kecuali jaket yang diberikan oleh ayahku, melindungiku dalam dinginnya malam.
Akhirnya, aku berjalan kaki ke pantai, melintasi gedung PBB. Kulihat, Subhanallah, betapa indahnya Patung Liberty jika malam hari tersebut. Bagaimana tidak indah? Dengan lampu yang menyinari kaki-kakinya, obornya menyala, kepalanya menyala, dan matanya seperti menatap dunia yang membutuhkan perdamaian. Rasanya ingin kupeluk patung itu, dan jika dia adalah seorang manusia, aku akan jadikan dia kakak. Tidak tertinggal, betapa derasnya ombak berbicara dengan mulut yang berderus putih. Membawa beberapa keindahan serta kenangan  atau memori yang dapat diingat sepanjang masa. Ku berjalan ke halte bis. Tak dapat kupejamkan, Patung Liberty terlihat sangat tinggi. Seakan-akan dia melihatku dengan mata terbuka, menyapaku dengan cahaya yang dia bawa, serta seolah-olah memanggilku. Kurasakan bagaimana kuatnya dia. Subhanallah, Patung Liberty itu sangat indah. Bis dating, dan aku meninggalkannya. Kuucapkan “Good Bye and Nice to Meet You”padanya. Dan akhirnya, dia terlihat sangat kecil dan bahkan dia sudah menghilang entah berantah kemana seiring jalannya bis tersebut menuju arah Washington DC (DC). Yah sekarang harus kunikmati bagaimana hidup itu di Washington DC. Meskipun masih teringat dengan Patung Liberty………………..


Its. Be the end of the story. You can feel with my story if you can’t go to New York and Washington DC. You can’t illness and Ilfeel and whitness too. But with the story, you can grow and develop your spirit for develop your ability to/become a Reporterrrr,,,,,,,,,,,,,,
Thanks, Nice to meet you too
Good Bye. JJJ
With smily and faithfully
JJJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar